TUGAS FINAL
1. Apa yang anda pahami system dan system politik ?
System merupakan suatu kesatuan elemen – elemen yang disbut sebagai sub - sub system yang saling terintegrasi dan saling bekerjasama dalam memerankan fungsi / peranannya masing – masing demi mencapai tujuan bersama. Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa didalam suatu system terdapat :
Tujuan, setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.
Masukan, masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).
Proses, proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lbih bernilai.
Keluaran, keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.
Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik, mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
Lingkungan, lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.
Sistem politik merupakan berbagai macam kegiatan dan proses dari struktur dan fungsi yang bekerja dalam suatu unit atau kesatuan (masyarakat/negara). Sistem Politik adalah mekanisme seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain yanh menunjukan suatu proses yang langsung memandang dimensi waktu (melampaui masa kini dan masa yang akan datang).
Dalam perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem sosial. Perspektif atau pendekatan sistem melihat keseluruhan interaksi yang ada dalam suatu sistem yakni suatu unit yang relatif terpisah dari lingkungannya dan memiliki hubungan yang relatif tetap diantara elemen-elemen pembentuknya. Kehidupan politik dari perspektif sistem bisa dilihat dari berbagai sudut, misalnya dengan menekankan pada kelembagaan yang ada kita bisa melihat pada struktur hubungan antara berbagai lembaga atau institusi pembentuk sistem politik. Hubungan antara berbagai lembaga negara sebagai pusat kekuatan politik misalnya merupakan satu aspek, sedangkan peranan partai politik dan kelompok-kelompok penekan merupakan bagian lain dari suatu sistem politik
2. Mengapa Kajian-kajian Politik Sistem politik penting dalam studi ilmu politik ?
Dalam sebuah kajian politik, system politik penting adanya dalam studi ilmu politik karena system merupakan hal yang mendasar dalam tiap kajian ilmu. Begitupula dengan system politik. Dengan mengkaji system politik dalam studi ilmu politik, maka orientasi dalam konsep teoritis mempelajari ilmu politik dan penerapan ilmu politik itu sendiri, serta segala hal yang terkait didalamnya dapat diketahui. Suatu Negara misalnya dapat diketahui bagaimana kehidupan atau corak perpolitikannya ketika kita mengetahui system yang berlaku didalam Negara tersebut.
3. Jelaskan pemahaman anda tentang dua perspektif dalam kajian system politik?
Penekanan utama pendekatan / perspektif strukural dalam kajian system politik adalah pada anggapan bahwa fungsi-fungsi yang ada di sebuah negara ditentukan oleh struktur-struktur yang ada di tengah masyarakat, buka oleh mereka yang duduk di posisi lembaga-lembaga politik. Contoh dari strukturalisme adalah kerajaa Inggris. Dalam analisa Marx, kekuasaan yang sesungguhnya di Inggris bukan dipegang oleh ratu atau kaum bangsawasan, melainkan kaum kapitalis. Kelas kapitalis inilah yang menguasai perekonomian negara sebagai struktur masyarakat yang benar-benar menguasai negara. Negara, bagi Marx, hanya alat dari struktur kelas ini.
Penekanan utama pendekatan / perspektif structural fungsional dalam kajian system politik adalah bahwa keberhasilan sebuah system politik dalam pencapaian tujuan politiknya sangat dipengaruhi oleh integrasi yang terjalin antar elemen – elemen atau sub – sub system dalam melaksanakan fungsinya masing – masing. Selain itu, output dari sebuah system sangat dipengaruhi oleh inputnya. Selain itu, kebijakan yang keluar dalam suatu system politik sangat dipengaruhi oleh dominasi yang terdapat didalamnya. Contohnya saja system politik Indonesia, apabila kita analisa dengan pendekatan ini, maka kebijakan – kebijakan politik yang diberlakukan di Indonesia pada masa orde baru dulu sangat dipengaruhi oleh dominasi Golkar sedangkan pada saat ini oleh Partai Demokrat. Hal ini disebabkan bahwa dominasi mereka dalam system politik Indonesia, sangat besar, khususnya bagi democrat pada saat ini yang memegang lbih dari dua puluh persen kursi legislative.
4. Jelaskan mengenai arti penting fungsi input dan output dalam system politik Indonesia ?
Arti penting sebuah masukan (input) dan keluaran (output) dalam system politik, yaitu dalam sebuah system politik, input merupakan hal yang paling mendasar dan paling berpengaruh dalam output yang akan dikeluarkan. Sebuah input yang baik (dalam system politik) , memiliki potensi yang sangat besar untuk menghasilkan output yang baik pula. Begitupun sebaliknya. Output ini kemudian merupakan peniscayaan bahwa sub – sub system masih melaksanakan fungsinya masing - masing yang menandakan bahwa eksistensi suatu system politik itu masih berjalan. Contohnya saja dapat kita lihat pada kehidupan perpolitikan di Indonesia pada saat ini, orang – orang yang kemudian memiliki kedudukan dalam percaturan politik, tidak lain lahir dari (input) pemilu sehingga mereka mendapat legitimasi dari suara pilihan rakyat. Mereka inilah yang kemudian akan ‘memainkan” percaturan politik didalamnya (misalnya pertarungan kepentingan parpol) sehingga mengeluarkan kebijakan (output). Pendapat saya, bahwa pengaruh mendasar dari setiap output adalah input dalam system politik.
5. Jelaskan pemahaman anda mengenai posisi partai politik dalam skema system politik dengan menggunakan salah satu diantara perspektif yang ada ?
Posisi partai politik yang dalam system social adalah sebagai kelompok kepentingan, sedangkan posisinya bila ditinjau dari konteks skema system politik dapat dikatakan bahwa parpol (saat ini) adalah pemegang pengaruh yang paling besar dalam system politik kita. Indonesia yang setiap pemilu dating, maka semakin berjamuran pula parpol yang hadir dengan ideologinya masing – masing menyebabkan kehidupan politik Indonesia sangat berwarna. Sementara dalam penentuan kebijakan politik (mau dibawa kemana system politik kita), itu sangat dipengaruhi oleh ideology – ideology partai dominan didalamnya, bahwa siapa yang memiliki dominasi besar dalam kursi pemerintahan, maka itu pula yang dapat “memainkan” dan “memerankan” kebijakan politik yang mereka keluarkan. Sehingga yang ada kemudian adalah pertaruhan untuk mewujudkan kepentingan – kepentingan sesuai ideology partai, sedangkan tugas utamanya sebagai pengantar aspirasi rakyat pun terabaikan.
6. Bagaimana menurut anda mengenai kecenderungan korupsi dikalangn birokrasi Indonesia berdasakan analisa sistem ?
Berdasarkan analisa system, adanya kecederungan untuk melakukan tindakan “mencuri” uang rakyat dan Negara atau dalam istilah kerennya korupsi oleh kalangan birokrat yang terhormat di Indonesia, maka menurut Saya, semua berangkat dari input yang keliru. Pemilu yang carut marut sehingga menghasilkan keluaran birokrat yang tidak hanya kurang kapabilitas, tapi juga kurang pendidikan moral. Korupsi merupakan hal yang sudah sangat “basi” pada saat ini. Bahwa korupsi tidak hanya menyergapi structural kita, tapi juga telah menggerogoti cultural kita. Adanya kemudian euphoria reformasi untuk penghapusan tindak KKN, peraturan mengenai tipikor, pembentukan KPK, hingga terakhir ini adalah pembentukan Satgas Pemberantasan mafia Pajak seakan – akan hanya ingin melambungkan asa masyarakat, sementara tidak dibarengi dengan kesadaran kuat untuk pemberantasan hingga keakar – akarnya, hal ini menyebabkan bibit – bibit korupsi tak pernah jera dan takut untuk (kembali) memunculkan tunas – tunasnya. Hukum, keadilan, dan semacamnya seakan – akan kembali terhalang batu besar ketika berhadapan dengan uang dan modal yang besar. Semuanya takluk dihadapan materi. Sekali lagi, semua berangkat dari input yang keliru, sehingga menghasilkan output yang keliru pula. Sehingga, cara yang dapat dilakukan, minimal untuk mengurangi tindak semacam ini yakni menata kembali mekanisme perekrutan / pemilu / dsb. yang dibarengi dengan supremasi hokum dalam mengawal, mengawasi, dan menjalankan system politik yang diterapkan guna mencapai tujuan politik yang telah ditentukan.
1. Apa yang anda pahami system dan system politik ?
System merupakan suatu kesatuan elemen – elemen yang disbut sebagai sub - sub system yang saling terintegrasi dan saling bekerjasama dalam memerankan fungsi / peranannya masing – masing demi mencapai tujuan bersama. Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa didalam suatu system terdapat :
Tujuan, setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.
Masukan, masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).
Proses, proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lbih bernilai.
Keluaran, keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.
Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik, mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
Lingkungan, lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.
Sistem politik merupakan berbagai macam kegiatan dan proses dari struktur dan fungsi yang bekerja dalam suatu unit atau kesatuan (masyarakat/negara). Sistem Politik adalah mekanisme seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain yanh menunjukan suatu proses yang langsung memandang dimensi waktu (melampaui masa kini dan masa yang akan datang).
Dalam perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem sosial. Perspektif atau pendekatan sistem melihat keseluruhan interaksi yang ada dalam suatu sistem yakni suatu unit yang relatif terpisah dari lingkungannya dan memiliki hubungan yang relatif tetap diantara elemen-elemen pembentuknya. Kehidupan politik dari perspektif sistem bisa dilihat dari berbagai sudut, misalnya dengan menekankan pada kelembagaan yang ada kita bisa melihat pada struktur hubungan antara berbagai lembaga atau institusi pembentuk sistem politik. Hubungan antara berbagai lembaga negara sebagai pusat kekuatan politik misalnya merupakan satu aspek, sedangkan peranan partai politik dan kelompok-kelompok penekan merupakan bagian lain dari suatu sistem politik
2. Mengapa Kajian-kajian Politik Sistem politik penting dalam studi ilmu politik ?
Dalam sebuah kajian politik, system politik penting adanya dalam studi ilmu politik karena system merupakan hal yang mendasar dalam tiap kajian ilmu. Begitupula dengan system politik. Dengan mengkaji system politik dalam studi ilmu politik, maka orientasi dalam konsep teoritis mempelajari ilmu politik dan penerapan ilmu politik itu sendiri, serta segala hal yang terkait didalamnya dapat diketahui. Suatu Negara misalnya dapat diketahui bagaimana kehidupan atau corak perpolitikannya ketika kita mengetahui system yang berlaku didalam Negara tersebut.
3. Jelaskan pemahaman anda tentang dua perspektif dalam kajian system politik?
Penekanan utama pendekatan / perspektif strukural dalam kajian system politik adalah pada anggapan bahwa fungsi-fungsi yang ada di sebuah negara ditentukan oleh struktur-struktur yang ada di tengah masyarakat, buka oleh mereka yang duduk di posisi lembaga-lembaga politik. Contoh dari strukturalisme adalah kerajaa Inggris. Dalam analisa Marx, kekuasaan yang sesungguhnya di Inggris bukan dipegang oleh ratu atau kaum bangsawasan, melainkan kaum kapitalis. Kelas kapitalis inilah yang menguasai perekonomian negara sebagai struktur masyarakat yang benar-benar menguasai negara. Negara, bagi Marx, hanya alat dari struktur kelas ini.
Penekanan utama pendekatan / perspektif structural fungsional dalam kajian system politik adalah bahwa keberhasilan sebuah system politik dalam pencapaian tujuan politiknya sangat dipengaruhi oleh integrasi yang terjalin antar elemen – elemen atau sub – sub system dalam melaksanakan fungsinya masing – masing. Selain itu, output dari sebuah system sangat dipengaruhi oleh inputnya. Selain itu, kebijakan yang keluar dalam suatu system politik sangat dipengaruhi oleh dominasi yang terdapat didalamnya. Contohnya saja system politik Indonesia, apabila kita analisa dengan pendekatan ini, maka kebijakan – kebijakan politik yang diberlakukan di Indonesia pada masa orde baru dulu sangat dipengaruhi oleh dominasi Golkar sedangkan pada saat ini oleh Partai Demokrat. Hal ini disebabkan bahwa dominasi mereka dalam system politik Indonesia, sangat besar, khususnya bagi democrat pada saat ini yang memegang lbih dari dua puluh persen kursi legislative.
4. Jelaskan mengenai arti penting fungsi input dan output dalam system politik Indonesia ?
Arti penting sebuah masukan (input) dan keluaran (output) dalam system politik, yaitu dalam sebuah system politik, input merupakan hal yang paling mendasar dan paling berpengaruh dalam output yang akan dikeluarkan. Sebuah input yang baik (dalam system politik) , memiliki potensi yang sangat besar untuk menghasilkan output yang baik pula. Begitupun sebaliknya. Output ini kemudian merupakan peniscayaan bahwa sub – sub system masih melaksanakan fungsinya masing - masing yang menandakan bahwa eksistensi suatu system politik itu masih berjalan. Contohnya saja dapat kita lihat pada kehidupan perpolitikan di Indonesia pada saat ini, orang – orang yang kemudian memiliki kedudukan dalam percaturan politik, tidak lain lahir dari (input) pemilu sehingga mereka mendapat legitimasi dari suara pilihan rakyat. Mereka inilah yang kemudian akan ‘memainkan” percaturan politik didalamnya (misalnya pertarungan kepentingan parpol) sehingga mengeluarkan kebijakan (output). Pendapat saya, bahwa pengaruh mendasar dari setiap output adalah input dalam system politik.
5. Jelaskan pemahaman anda mengenai posisi partai politik dalam skema system politik dengan menggunakan salah satu diantara perspektif yang ada ?
Posisi partai politik yang dalam system social adalah sebagai kelompok kepentingan, sedangkan posisinya bila ditinjau dari konteks skema system politik dapat dikatakan bahwa parpol (saat ini) adalah pemegang pengaruh yang paling besar dalam system politik kita. Indonesia yang setiap pemilu dating, maka semakin berjamuran pula parpol yang hadir dengan ideologinya masing – masing menyebabkan kehidupan politik Indonesia sangat berwarna. Sementara dalam penentuan kebijakan politik (mau dibawa kemana system politik kita), itu sangat dipengaruhi oleh ideology – ideology partai dominan didalamnya, bahwa siapa yang memiliki dominasi besar dalam kursi pemerintahan, maka itu pula yang dapat “memainkan” dan “memerankan” kebijakan politik yang mereka keluarkan. Sehingga yang ada kemudian adalah pertaruhan untuk mewujudkan kepentingan – kepentingan sesuai ideology partai, sedangkan tugas utamanya sebagai pengantar aspirasi rakyat pun terabaikan.
6. Bagaimana menurut anda mengenai kecenderungan korupsi dikalangn birokrasi Indonesia berdasakan analisa sistem ?
Berdasarkan analisa system, adanya kecederungan untuk melakukan tindakan “mencuri” uang rakyat dan Negara atau dalam istilah kerennya korupsi oleh kalangan birokrat yang terhormat di Indonesia, maka menurut Saya, semua berangkat dari input yang keliru. Pemilu yang carut marut sehingga menghasilkan keluaran birokrat yang tidak hanya kurang kapabilitas, tapi juga kurang pendidikan moral. Korupsi merupakan hal yang sudah sangat “basi” pada saat ini. Bahwa korupsi tidak hanya menyergapi structural kita, tapi juga telah menggerogoti cultural kita. Adanya kemudian euphoria reformasi untuk penghapusan tindak KKN, peraturan mengenai tipikor, pembentukan KPK, hingga terakhir ini adalah pembentukan Satgas Pemberantasan mafia Pajak seakan – akan hanya ingin melambungkan asa masyarakat, sementara tidak dibarengi dengan kesadaran kuat untuk pemberantasan hingga keakar – akarnya, hal ini menyebabkan bibit – bibit korupsi tak pernah jera dan takut untuk (kembali) memunculkan tunas – tunasnya. Hukum, keadilan, dan semacamnya seakan – akan kembali terhalang batu besar ketika berhadapan dengan uang dan modal yang besar. Semuanya takluk dihadapan materi. Sekali lagi, semua berangkat dari input yang keliru, sehingga menghasilkan output yang keliru pula. Sehingga, cara yang dapat dilakukan, minimal untuk mengurangi tindak semacam ini yakni menata kembali mekanisme perekrutan / pemilu / dsb. yang dibarengi dengan supremasi hokum dalam mengawal, mengawasi, dan menjalankan system politik yang diterapkan guna mencapai tujuan politik yang telah ditentukan.