RSS

Psikologi Sosial :: Kebutuhan (Needs)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan tersebut pun ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Lalu jika gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih keras dan bergera untuk berusaha mendapatkannya.
Semakin meningkatnya kompleksitas kebutuhan manusia dan dengan semakin menipisnya persediaan pemenuhan kebutuhan yang ada, maka otomatis akan semakin memicu daya kreatifitas berpikir manusia untuk masing – masing memenuhi apa yang kemudian ia butuhkan.
Hal tersebut, tak ayal pula dapat menciptkan kekaburan antara kebutuhan da keinginan, pun ditambah lagi dengan hadirnya hegemoni kebutuhan sehingga orang – orang semakin sulit memisahkan dan membedakan hal – hal apa saja yang kemudian ia butuhkan dan perlu untuk segera dipenuhi dengan yang manakah yang hanya merupakan sebtas keinginan belaka.
Dengan hadirnya makalah ini, maka diharapkan agar dapat membentuk kerangka pikir kita dalam membedah macam – macam kebutuhan mendasar manusia agar tidak terjebak pada kekeliruan dalam pemenuhan kebutuhan dasar kita.

B. Rumusan Masalah
Beberapa hal yang akan dijabarkan dalam pembahasan makalah ini antara lain:
1. Apakah definisi dari kebutuhan itu?
2. Bagaimana macam – macam kebutuhan manusia?
3. Bagaimana pola perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhannya?

C. Tujuan
Poin yang ingin dicapai dalam makalah ini, yakni :
1. Memahami definisi kebutuhan
2. Mengidentifikasi macam – macam kebutuhan manusia
3. Memahami pola perilaku manusia dalam mencapai pemenuhan kebutuhannya.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kebutuhan
Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan makhluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) berusaha.
Model akademis kebutuhan yang paling terkenal adalah model yang dikembangkan oleh Abraham Maslow. Dalam model itu, ia menyatakan bahwa manusia memiliki berbagai tingkat kebutuhan, mulai dari keamanan sampai aktualisasi diri. Model ini kemudian dikembangkan lagi oleh Clayton Alderfer.
Studi akademis tentang kebutuhan mencapai puncaknya pada tahun 1950-an. Saat ini, studi tentang kebutuhan kurang banyak diminati. Meskipun begitu, ada beberapa studi terkenal yang berhubungan dengan kebutuhan, misalnya studi yang dilakukan oleh Richard Sennett yang meniliti tentang pentingnya rasa hormat. Studi lain yang dipelajari adalah tentang konsep kebutuhan intelektual yang teliti dalam kependidikan.
Model Compassionate Communication, dikenal juga dengan nama Nonviolent Communication (NVC) buatan Marshall Rosenberg menyebutkan tentang adanya perbedaan antara kebutuhan universal manusia (apa yang menopang dan mendorong kehidupan manusia) dengan strategi tertentu untuk memuaskan kebutuhan itu. Bertentangan dengan Maslow, model Rosenberg tidak membagi kebutuhan ke dalam hierarki-hierarki tertentu. Dalam model tersebut, perasaan dijadikan indikator apakah kebutuhan itu telah terpuaskan atau belum. Salah satu tujuan dari model Rosenberg ini adalah mendorong manusia untuk mengembangkan kesadaran bahwa kebutuhan makhluk hidup akan terus bertambah sepanjang hidupnya sehingga manusia harus berusaha mencari strategi yang lebih efektif untuk menutupi kebutuhannya itu.

B. Macam – Macam Kebutuhan Dasar Manusia
Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan tersebutpun ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Lalu jika gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih keras dan bergera untuk berusaha mendapatkannya.
Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia, antara lain sebagai berikut :
1. Penyakit. Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan pemenuhan pemenuhan kebutuhan, baik secara fisiologis maupun psikologis, karena beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan besar dari biasanya.
2. Hubungan Keluarga. Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatan pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya, merasakan kesenangan hidup, tidak ada rasa curiga, dan lain-lain.
3. Konsep Diri. Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan (wholeness) bagi seseorang. Konsep diri yang sehat menghasilkan perasaan positif terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat, sehingga mudah memenuhi kebutuhan.
4. Tahap Perkembangan. Sejalan dengan meningkatnya usia manusia mengalami perkembangan. Setiap tahap perkembangan tersebut memiliki kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial maupun spiritual, mengingat berbagai fungsi organ tubuh mengalami proses kematangan dengan aktivitas yang berbeda untuk setiap tahap perkembangan.

Kebutuhan Dasar Menusia menurut Susunan Tubuh Manusia
Tubuh kita, berdasarkan susunan wujud fisiknya, dapat dibagi menjadi lima bagian. Bila kita urutkan dari bawah ke atas maka urutannya adalah kelima bagian tersebut adalah: kaki, alat kelamin, perut, dada dan kepala.
Dilihat dari segi kedokteran atau pun secara biologis, mungkin pembagian tersebut di atas kurang tepat sesuai dengan masing-masing fungsi biologisnya, tetapi kemudian sebuah pemikiran baru diajukan tentang lima kebutuhan dasar manusia berdasarkan pembagian struktur tubuh menjadi lima bagian tersebut, yang diartikan sebagai kebutuhan keamanan, seks, ekonomi, rohani dan inovasi, sehingga menjadi lebih mudah dipahami.
Bukan hanya dari sisi kita sebagai manusia saja, dari sisi hubungan antarpersonal dalam masyarakat sosial, organisasi profit non-profit, bahkan hingga institusi negara pun, dalam pemenuhan kelima kebutuhan dasar manusia ini, masing-masing fungsi sebagai pribadi, organisasi, perusahaan bahkan negara dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, dapat dipahami dengan lebih mudah.
1. Kebutuhan Keamanan (Safety Needs), yaitu kebutuhan akan perlindungan keselamatan terhadap bahaya atau kekerasan, setelah kebutuhan ekonomi, relatif (tidak harus sepenuhnya) terpenuhi.
2. Kebutuhan Seks (Sex Needs), yaitu kebutuhan pelampiasan dorongan seksual, bagi mereka yang sudah matang fungsi biologisnya. Kesalahan mendasar & fatal Sigmund Freud (1856-1939) adalah menfokuskan pembahasan psikologinya bahwa semua KDM manusia bersala dari kebutuhan seks ini. Tak dapat kita salahkan pandangan Freud tersebut, bila kita dapat memahami keadaan sosial masyarakat di jamannya, yang sangat tabu membicarakan masalah seks. Pandangan Freud adalah pemberontakannya kepada masyarakat di jamannya.
3. Kebutuhan Ekonomi (Economical Needs) timbul sejak seorang manusia lahir hingga meninggalnya. Tanpa pemenuhan kebutuhan primer untuk fisik jasmani ini, seorang manusia tak mungkin bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya. Kebutuhan ini harus dipenuhi, sebelum kebutuhan-kebutuhan lainnya. Kebutuhan makanan dan minuman adalah kebutuhan dasar, yang menjadi pusat kebutuhan fisik manusia.
4. Kebutuhan Rohani (Spritual Needs), yaitu kebutuhan akan penghargaan untuk penghormatan diri, status, perhatian hingga penerimaan orang lain, yang muncul bila ketiga kebutuhan sebelumnya telah dapat terpenuhi. Juga kebutuhan akan afiliasi, persahabatan serta memberi dan menerima kasih sayang/dihargai dengan/dari/oleh orang lain dalam kehidupan sosial masyarakat. Walaupun menurut Maslow kebutuhan sosial & prestise ini jarang dapat dipuaskan, menurut pemikir kebutuhan keempat inilah pokok permasalahan kemanusiaan bermula, kepercayaan kepada kekuatan Dzat yang lebih segala-galanya dari pada dirinya, tujuan hidup sebenarnya berada, dan obyek pendidikan yang seharusnya dilakukan. Dalam sejarah para Nabi dan orang-orang besar, walaupun kebutuhan-kebutuhan lainnya tidak/belum terpenuhi, tetapi kebutuhan rohaninya telah terpenuhi, sehingga mereka tetap dapat terus bertahan hidup untuk mendidik masyarakat kaumnya, bahkan ditulis dengan tinta emas dalam sejarah manusia. Jadi, selain kebutuhan jasmani manusia yang berpusat di perut, kebutuhan ruhani manusia berpusat di hati, di rongga dada.
5. Kebutuhan Inovasi (Innovation Needs) merupakan kebutuhan terakhir apabila keempat kebutuhan lainnya di atas telah terpenuhi, yang dapat mendorong perilaku seseorang untuk dapat mempertinggi kemampuan kerja dengan mengoptimalkan fungsi akal untuk berinovasi, salah satu kelebihan yang diberikan Pencipta khusus untuk manusia. Yang dimaksud dengan kebutuhan inovasi adalah kebutuhan optimalisasi fungsi akal untuk berpikir, meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan baru untuk lebih memudahkan dirinya dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar manusia. Masing-masing kebutuhan yang disebutkan sebelumnya, sebagaimana dalam teori psikologi humanistiknya Maslow, lima kebutuhan dasar tersebut pun harus dipenuhi secara linear, seperti anak-anak tangga dalam susunan piramid, yang harus dinaiki step-by-step.




 Gambar Piramida Hierarki Kebutuhan Dasar Manusia menurut Teori Maslow


Dengan model ini, Maslow menjelaskan bahwa kebutuhan manusia bertingkat, mulai dari kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi pada bagian bawah piramid, dan kebutuhan manusia meningkat terus ke atas apabila jenis kebutuhan yang dasar sudah terpenuhi.
1. Kebutuhan fisiologi
Pada dasarnya, manusia harus memenuhi kebutuhan fisiologisnya untuk dapat bertahan hidup. Pada hirarki yang paling bawah ini, manusia harus memenuhi kebutuhan makanan, tidur, minum, seks, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan fisik badan. Bila kebutuhan dasar ini belum terpenuhi, maka manusia akan mengalami kesulitan untuk berfungsi secara normal. Misalnya, seseorang mengalami kesulitan untuk mendapatkan makanan, sehingga ia menderita kelaparan, maka ia tidak akan mungkin mampu untuk memikirkan kebutuhan akan keamanannya ataupun kebutuhan aktualisasi diri. Logika sederhananya: bagaimana seseorang dapat memikirkan prestasi atau aktualisasi diri, bila dirinya terus menerus dihantui rasa ketakutan akan kelaparan?
2. Kebutuhan Keamanan (safety)
Pada hirarki tingkat kedua, manusia membutuhkan rasa keamanan dalam dirinya. Baik keamanan secara harfiah (keamanan dari perampok, orang jahat, dan lain-lain), maupun keamanan secara finansial ataupun hal lainnya. Dengan memenuhi kebutuhan keamanan tersebut, dapat dipastikan bahwa kebutuhan manusia dapat berlanjut ke tahap berikutnya, yaitu kebutuhan kasih sayang dan sosial.
3. Kebutuhan kasih sayang / sosial (Love/belonging)
Setelah memenuhi 2 kebutuhan yang bersifat individu, kini manusia menapaki kebutuhan untuk diterima secara sosial. Emosi menjadi “pemain” utama dalam hirarki ketiga ini. Perasaan menyenangkan yang dimiliki pada saat kita memiliki sahabat, seseorang untuk berbagi cerita, hubungan dekat dengan keluarga adalah tujuan utama dari memenuhi kebutuhan sosial ini.
4. Kebutuhan Percaya Diri (Esteem)
Semua orang pasti ingin dihormati dan ingin merasa berguna bagi orang lain. Kebutuhan semacam ini tertuang pada hirarki pada tahap keempat dalam piramid Abraham Maslow. Kebutuhan untuk percaya diri ini biasanya muncul setelah ketiga kebutuhan yang lebih mendasar sudah terpenuhi, meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa kebutuhan semacam ini dapat muncul tanpa harus memenuhi ketiga kebutuhan yang lebih mendasar.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization)
Umumnya, kebutuhan ini akan muncul bila seseorang merasa seluruh kebutuhan mendasarnya sudah terpenuhi. Pada hirarki ini, biasanya seseorang akan berhadapan dengan ambisi untuk menjadi seseorang memiliki kemampuan lebih. Seperti mengaktualisasikan diri untuk menjadi seorang ahli dalam bidang ilmu tertentu, atau hasrat untuk mengetahui serta memenuhi ketertarikannya akan suatu hal.

C. Pola Perilaku Manusia dalam Pemenuhan Kebutuhan
Dalam perjalanan sejarah, kebutuhan ketiga dan keempat sering ter-reduksi (tersatukan) menjadi satu tingkat kebutuhan saja, kebutuhan ekonomi saja atau kebutuhan rohani saja, yang menjadikan kehidupan manusia terpolarisasikan menjadi grup sekuler yang sepenuhnya mencari kebahagiaan palsu di dunia saja, atau grup zuhud dengan menjadi ahli tasawuf, kependetaan, kebiarawatian yang anti-dunia, dan hanya mengejar kebahagiaan di akherat saja. Yang terbaik adalah grup yang tidak menafikan salah satunya, tetapi mereka yang dapat menyeimbangkan kedua kebutuhan tersebut, antara kebutuhan perut (ekonomi, jasmani) dan kebutuhan hati (ruhani).
Selain itu, terdapat pula ciri manusia yang dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya mengalami kekaburan, hilang identitas, sehingga kurang dapat mengenali dirinya dan kebutuhannya. Keinginan kadang terbiaskan menjadi kebutuhan (semu), begitupun sebaliknya.
Menurut Maslow orang dewasa secara normal memuaskan kira kira 85% kebutuhan fisiologis, 70% kebutuhan rasa aman, 50% kebutuhan untuk memiliki dan mencintai, 40% kebutuhan harga diri serta 10% kebutuhan aktualisasi diri. Pernyataan tersebut cukup logis karena rata rata orang lebih termotivasi memenuhi kebutuhan yang sifatnya tidak bisa ditunda tunda lagi seperti makan, minum dan kebutuhan fisiologisnya. Sementara kebutuhan lainya masih bisa ditunda.
Dalam prosesnya teori Maslow menjelaskan bahwa tingkatan kebutuhan hirarki diatas dapat dicapai setiap manusia secara bertahap. Suatu tingkatan kebutuhan memerlukan pemuasan yang optimal apabila ingin berpindah ke tingkatan selanjutnya. Sifat statis teori ini mengindikasikan bahwa orang akan terus menerus berupaya memenuhi tingkatan kebutuhanya yang belum terpenuhi hingga puas dan tidak memotivasi dirinya lagi. Jika keadaan sudah puas terjadi orang akan berpindah ke kebutuhan selanjutnya yang nilai kepuasanya lebih tinggi dan memerlukan upaya yang lebih tinggi lagi. Begitulah seterusnya hingga manusia mencapai kepuasan tertinggi yaitu kebutuhan aktualisasi diri di masyarakat.
Namun, keadaan setiap individu yang berbeda beda baik dari segi ekonomi, status, jabatan dan lain lain menyebabkan kebutuhan setiap individu berbeda beda dan berada dalam berbagai tingkatan.



BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terdapat bermacam – macam teori tentang kebutuhan manusia. Pada dasarnya, manusia memiliki suatu kebutuhan yang sangat fundamental, yang oleh Susunan Tubuh manusia dibagi menjadi lima. Kelima kebutuhan dasar tersebut, antara lain : 1. Kebutuhan keamanan, 2. Kebutuhan seks, 3. Kebutuhan ekonomi, 4. Kebutuhan rohani / spiritual, dan 5. Kebutuhan inovasi / aktualisasi diri.
Adapun teori kebutuhan Abraham Maslow dikenal dengan istilah kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar tersebut dibuatkannya hierarki yang seyogyanya akan berusaha dipenuhi oleh manusia layaknya pola anak tangga (selangkah demi selangkah). Dari kebutuhan akan kebutuhan fisiologi, kebutuhan keamanan, kebutuhan akan cinta dan kasih saying, kebutuhan akan rasa percaya diri, serta kebutuhan akan aktualisasi diri.
Manusia berpindah ke tingkatan selanjutnya. Sifat statis teori ini mengindikasikan bahwa orang akan terus menerus berupaya memenuhi tingkatan kebutuhanya yang belum terpenuhi hingga puas dan tidak memotivasi dirinya lagi. Jika keadaan sudah puas terjadi orang akan berpindah ke kebutuhan selanjutnya yang nilai kepuasanya lebih tinggi dan memerlukan upaya yang lebih tinggi lagi. Begitulah seterusnya.
Namun, keadaan setiap individu yang berbeda beda baik dari segi ekonomi, status, jabatan dan lain lain menyebabkan kebutuhan setiap individu berbeda beda dan berada dalam berbagai tingkatan

B. Harapan
Berkaitan dengan pembahasan makalah, agar kiranya manusia dapat mencerna kebutuhan mendasar dirinya. Sehingga dalam pemenuhannya tidak mengalami kekeliruan, berikut dengan pola pemenuhan kebutuhan yang tepat pula.
Berkaitan dengan penyajian makalah, agar kiranya kritik yang membangun dari seluruh pihak demi penyempurnaan makalah / karya tulis selanjutnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar